
Jakarta, MimbarKieraha.Com – Aksi demonstrasi mahasiswa kembali mengguncang Gedung DPR RI pada Jumat (5/9/2025). Ribuan mahasiswa yang sebagian besar berasal dari Bandung membawa isu “17+8 Tuntutan Rakyat” dan menegaskan bahwa sebagian tuntutan itu harus dituntaskan oleh DPR pada hari ini juga.
Kepala Biro Multimedia Divisi Humas Polri, Kombes Ade Ary Syam Indradi, menjelaskan bahwa aksi tersebut berlangsung aman dan terkendali hingga menjelang sore. “Sampai pukul 14.59 WIB, situasi aman dan terkendali,” kata Ade dalam konferensi pers di tengah jalannya aksi.
Ade meminta masyarakat tetap tenang dan menjalankan aktivitas sehari-hari tanpa rasa khawatir. Kepada massa aksi, ia mengingatkan pentingnya menyampaikan aspirasi dengan tertib tanpa mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat. “Kami berkomitmen menciptakan kamtibmas yang kondusif. Saling menghormati dan bekerja sama demi keamanan bersama adalah hal yang harus dijunjung tinggi,” tegasnya.
Polri sendiri mengerahkan 1.371 personel untuk mengamankan jalannya aksi. Aparat terlihat berjaga di sepanjang Jalan Gatot Subroto hingga kawasan Senayan. “Kami hadir di lapangan, mohon dengan hormat para peserta aksi mengikuti arahan petugas,” tambah Ade.
Pantauan lapangan menunjukkan massa tiba sekitar pukul 13.48 WIB dari arah Semanggi. Mereka mengenakan almamater, membawa bendera merah putih serta atribut bertuliskan Universitas Padjadjaran. Di tengah barisan, sejumlah poster satir terlihat menyedot perhatian publik.
Beberapa tulisan di antaranya berbunyi, “17+8 Tuntutan Rakyat”, “Laprak gue aja kelar sebelum deadline”, hingga sindiran tajam, “Bandung Bondowoso aja bisa bikin 999 candi semalam, masa bapa ibu DPR nggak bisa selesain 17 PR malam ini.” Ada pula poster bertuliskan, “Cepet selesain dong tugasnya, malu ege udah ada #freeindonesia di negara lain.”
Aksi mahasiswa ini menjadi pengingat bahwa DPR tidak bisa menunda penyelesaian agenda-agenda penting rakyat. Kreativitas dalam menyampaikan pesan politik menjadi ciri khas pergerakan mahasiswa, sekaligus menegaskan keseriusan mereka mengawal isu bangsa.
“Pesan yang ingin disampaikan mahasiswa sederhana: DPR jangan lagi mengulur waktu, karena setiap penundaan berarti mengorbankan rakyat,” tutup Ade Ary.
Social Footer