Breaking News

Festival Nyao Fufu Kampung Nelayan Dufa-Dufa: Kolaborasi Budaya Bahari, UMKM, dan Wisata Kota Ternate.

Ternate,MimbarKieraha.Com – Warga Ternate kembali bersiap menyambut sebuah perayaan budaya bahari yang penuh warna. Festival Nyao Fufu (FNF) Kampung Nelayan Dufa-Dufa akan digelar pada 4–8 Oktober 2025, menjadi salah satu agenda penting dalam rangkaian Hari Ulang Tahun Provinsi Maluku Utara. Festival ini bukan sekadar hiburan, melainkan wadah untuk meneguhkan identitas masyarakat pesisir serta ruang bagi UMKM dan pelaku wisata untuk tampil lebih kuat di mata publik.

Ketua Panitia FNF, Sukarjan Hirto, menegaskan pembukaan festival pada 4 Oktober 2025 akan dipusatkan di Taman Jole Majiko. Acara pembukaan dirancang meriah dengan demo pembuatan gohu ikan oleh 25 UMKM, hiburan musik rakyat, hingga makan bersama bertajuk oho se koi ma rau atau makan dengan daun pisang. “Simbol ini mengajarkan kebersamaan, persatuan, dan penghormatan pada tradisi lokal,” ujar Sukarjan.

Puncak perhatian festival akan hadir pada 5 Oktober 2025 dengan agenda fufu nyao atau pengasapan ikan dalam skala besar. Kegiatan ini tidak hanya memamerkan tradisi, tetapi juga ditargetkan meraih Rekor Muri. Panitia pun menyiapkan Workshop Ikan Fufu agar generasi muda dan masyarakat luas memahami teknik, nilai ekonomi, serta sejarah panjang pengolahan ikan asap khas Ternate tersebut.

Memasuki 6 Oktober, kegiatan festival diarahkan pada penguatan ekonomi kreatif. Bank Indonesia akan menggelar sosialisasi literasi keuangan di Terminal Dufa-Dufa, dilanjutkan dengan tour wisata kuliner bahari di Benteng Tolukko. Agenda ini memperlihatkan betapa erat hubungan antara sektor budaya, kuliner, dan pariwisata sebagai lokomotif ekonomi masyarakat pesisir.

Pada 7 Oktober, nuansa bahari semakin kental lewat lomba mancing mina wisata dan sarasehan budaya. Lomba mancing bukan hanya soal ketangkasan, tetapi juga ajang silaturahmi nelayan serta promosi destinasi wisata bahari Ternate. Sedangkan sarasehan budaya akan menjadi ruang refleksi penting bagi para tokoh adat, budayawan, dan masyarakat untuk mendiskusikan strategi pelestarian tradisi di tengah arus modernisasi.

Hari terakhir, 8 Oktober, FNF menampilkan Workshop Tuala Lipa—penutup kepala khas laki-laki Ternate yang sarat filosofi tentang martabat dan jati diri. Agenda juga ditutup dengan kegiatan fun dive, menegaskan kekayaan bawah laut Ternate sebagai daya tarik wisata kelas dunia. Selama lima hari penuh, masyarakat akan disuguhi pula dua agenda paralel: panggung ekspresi seni dan talk show e-craft, sebagai ruang kreativitas generasi muda sekaligus promosi produk kerajinan berbasis digital.

Festival Nyao Fufu tahun ini dipandang strategis, bukan hanya sebagai pesta rakyat, melainkan momentum mempertemukan nilai tradisi, penguatan UMKM, dan promosi destinasi wisata. Dengan dukungan pemerintah daerah, masyarakat, dan pelaku usaha, festival ini diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi pesisir serta meneguhkan identitas budaya Maluku Utara di mata nasional maupun internasional.

“Harapan kami sederhana: semoga Festival Nyao Fufu ini berjalan lancar, membawa berkah bagi masyarakat nelayan, memperkuat tradisi, sekaligus membuka peluang ekonomi baru. Inilah wujud kebersamaan kita dalam merawat budaya bahari Ternate,” tutup Sukarjan Hirto.


Redaksi : Kapita

Iklan Disini

Masukan Kata yang mau dicari

Close