Breaking News

Kepala Desa Busua Tersandung Dugaan Korupsi, Bupati Halmahera Selatan Ambil Langkah Tegas.

Halmahera Selatan, MimbarKieraha.com – Gelombang tekanan dari masyarakat Desa Busua dan kalangan mahasiswa akhirnya berbuah tindakan tegas. Bupati Halmahera Selatan, Hasan Ali Basam Kasuba, resmi memberhentikan sementara Kepala Desa Busua, Andi Hairudin, menyusul dugaan kuat adanya penyimpangan dalam pengelolaan dana desa selama masa jabatannya.

Langkah itu tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Halmahera Selatan Nomor 238 Tahun 2025, yang sekaligus menetapkan pejabat kepala desa baru untuk mengisi kekosongan kepemimpinan di Desa Busua. Meski dianggap sebagai langkah cepat, keputusan tersebut belum sepenuhnya meredam kekecewaan publik.

Salah satu tokoh muda Kayoa Barat, Beny, menilai keputusan pemberhentian sementara itu hanya setengah hati. Menurutnya, kebijakan tersebut seharusnya disertai langkah hukum yang jelas agar dugaan korupsi tidak berhenti di ranah administratif.

“Kami menghargai ketegasan bupati, tapi keputusan ini belum cukup. Kalau memang terbukti ada penyalahgunaan dana desa, seharusnya langsung diberhentikan permanen dan diproses hukum. Jangan ada ruang untuk kompromi terhadap korupsi,” tegas Beny.

Ia juga menduga bahwa keputusan pemberhentian sementara ini bisa menjadi celah bagi oknum tertentu untuk melindungi Andi Hairudin dari jeratan hukum. Karena itu, masyarakat berkomitmen terus menekan aparat penegak hukum agar segera membuka hasil penyelidikan dan menuntaskan kasus tersebut tanpa tebang pilih.

“Kami tidak akan berhenti. Dana desa adalah urat nadi pembangunan rakyat. Bila diselewengkan, sama saja merampas hak masyarakat. Kami akan terus kawal kasus ini sampai ke meja hukum,” ujarnya dengan nada keras.

Beny menegaskan, kasus yang menimpa Andi Hairudin menjadi peringatan keras bagi seluruh kepala desa di Halmahera Selatan. Ia menilai bahwa jabatan kepala desa bukan ruang mencari keuntungan, melainkan amanah untuk mengabdi.

“Jangan remehkan kekuatan rakyat dan suara mahasiswa. Mereka yang menuntut kebenaran bukan musuh, tapi penjaga moral agar kekuasaan tidak disalahgunakan. Pemimpin sejati bukan yang pandai berjanji, tapi yang jujur dalam bekerja,” pungkas Beny.

Redaksi/

Iklan Disini

Masukan Kata yang mau dicari

Close